Social network analysis memang bukan hal yang baru. Tetapi mungkin setelah melewati satu dekade barulah banyak orang yang mulai membuka mata betapa pentingnya social network analysis itu sendiri.
Analisis jaringan sosial (SNA) dapat memberikan wawasan tentang pengaruh sosial dalam tim, dan mengidentifikasi masalah budaya.
Penelitian yang dilakukan untuk SNA terkait pada individu, tetapi analisis itu sendiri berfokus pada konektivitas: bagaimana individu saling terhubung satu sama lain atau bahkan berkolaborasi.
SNA telah digunakan sebagai pendekatan strategis untuk memahami bagaimana dinamika jaringan sosial organisasi.
Bagaimana sebuah bisnis mengetahui apakah orang yang tepat melakukan percakapan yang benar? Bagaimana cara mengidentifikasi para ‘pemberi pengaruh’ yang sebenarnya dan saluran paling kuat untuk berbagi informasi? Lalu bagaimana penyebarannya?
Di media sosial para pelaku bisnis mungkin menemukan setitik masalah tentang brand atau produk yang mereka jual ternyata dibicarakan oleh segelintir orang. Tetapi yang perlu diketahui adalah dari mana isu tersebut berkembang? Adakah polarisasi tertentu? Sudah berapa lama tersirkulasi? Disinilah sesungguhnya peran SNA berada.
Kamu bisa menganalisa sebuah dinamika sosial, termasuk dengan siapa individu bersosialisasi untuk melihat sebuah kecenderungan. Insight yang ada tentu bisa dijadikan bahan bagi para pengusaha untuk menentukan strategi yang tepat agar produk atau image perusahaan mereka tetap terjaga. Hal ini menjadi penting ketika sebuah bisnis mulai mengarungi lautan digital, karena suara setiap individu tersebut juga mewakili konsumen lainnya.
Di bidang manajemen perubahan, pengembangan budaya, manajemen kinerja, dan banyak lagi, insight yang ditawarkan oleh SNA adalah alat yang ampuh. Dalam lingkungan bisnis saat ini, seseorang mungkin memiliki berbagai mekanisme komunikasi yang berbeda. Salah satunya adalah terlibat dengan orang-orang tertentu, seperti influencer.
Coba bayangkan, jika seorang ‘influencer’ membicarakan brand kamu, so pasti cepat terpapar oleh banyak orang terutama di media sosial.
SNA mampu membaca siapa yang sebenarnya menjadi influencer dari sebuah isu. Karena pada dasarnya, setiap orang memiliki pola komunikasi yang berbeda. Jika berbicar di Twitter, selalu ada aja yang memulai sebuah thread, setelah itu banyak yang hanya menjadi tukang komen dan ada juga yang menjadi tukang retweet. SNA memungkinkan perusahaan untuk memilih dengan siapa ia berkomunikasi, untuk mencapai penyebaran pesan yang maksimal tentunya dengan mengetahui siapa yang paling berpengaruh dalam sebuah isu percakapan.